Rabu, 17 November 2010

APAKAH PUSAT SUMBER BELAJAR ITU ?

Diposting dari Penulis : 
Uwes A. Chaeruman on: August 8th, 2007

Seorang TPers dari UNES meminta bantuan saya melalui komentar pada tulisan saya tentang ontologi teknologi pendidikan. Dia minta tolong berkaitan dengan literatur tentang pusat sumber belajar (PSB). Memang jarang sekali tulisan atau literatur tentang PSB. Yang ada adalah PSB sebagai singkatan dari Penerimaan Siswa Baru (student’ enrollment).
Yang jelas intinya begini. Jika ditanya, kapan peristiwa belajar terjadi? maka, jawabnya adalah kapan saja dan dimana saja, ketika ada interaksi antara pebelajar dengan sumber belajar. Siapa atau apa saja sumber belajar itu? Tentu saja bukan guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Tapi apapun, baik lingkungan, nuansa, alat, bahan dan lain-lain bisa berfungsi sebaga sumber belajar.
Menurut konsep teknologi pendidikan, sumber belajar dapat meliputi (1)orang (seperti guru, teman, tokoh, artis/selebritis, de el el); (2) bahan (seperti buku teks, modul, CD-ROM pembelajaran, VCD Pembelajaran, OHT, de el el); (3) alat (seperti komputer, LCD projector, peralatan lab, del el el); (4) lingkungan (baik lingkungan fisik seperti tata ruang kelas atau non fisik seperti nuansa, iklim belajar, hubungan antara guru dan siswa, de el el).
Itu semua adalah sumber belajar. Nah, dalam proses pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi atau di perusahaan tempat kerja, harus ada upaya atau harus ada sekelompok orang dengan keahlian, tugas dan tanggung jawab tertentu yang mampu menyulap sedemikian rupa semua sumber belajar tersebut agar optimal untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukanlah suatu institusi yang “secara konseptual” dinamakan sebagai Pusat Sumber Belajar. PSB ini, atau apapun namanya adalah sekelompok orang plus sekretariat (atau bangunan) yang bertugas mengelola dan mengoptimalkan berbagai bentuk dan jensi sumber belajar, seperti disebutkan di atas, sedemikian rupa untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, ini definisi saya:
Pusat Sumber Belajar adalah suatu unit dalam suatu lembaga (khususnya sekolah/universitas/perusahaan) yang berperan mendorong efektifitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan (seperti layanan media, pelatihan, konsultansi pembelajaran, dll), fungsi pengadaan/pengembangan (porudksi) media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
Diposting dari Penulis : 
Uwes A. Chaeruman on: August 8th, 2007

5 Kunci Meramu Blended Learning secara Efektif

Manusia adalah makhluk yang berbeda, kodratnya demikian. Cara belajarnya berbeda pula. Dipercaya bahawa manusia belajar dengan baik melalui berbagai modalitas. Itulah sebabnya, dalam proses pembelajaran, dari dulu sampai sekarang selalu “blended”. artinya diramu sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dengan mengkombinasikan berbagai teori, strategi, metode dan media yang relevan. Dalam konteks saat ini, blended learning bertambah luas lingkupnya tidak hanya “memb-blending” metode dan media dalam konteks pembelajaran konvensional saja tapi memngkombinasikannya dengan pola pembelajaran berbasis teknologi informasi atau dikenal dengan istilah e-learning (baik secara online maupun offline, ini istilah saya).
Jared M. Carmen, seorang Preseident Aglint Learning, dalam makalahnya byang pernah saya baca menyebutkan lima kunci sebagai guidance bagi kitra dalam meramu resep yang tepat untuk blended learning yang akan kita lakukan. Apa sajakah gerangan? Mari kita lihat atu atau!
Kunci #1: Live Event
Pembelajaran langsung atau tatap muka (instructor-led instruction) secara sinkronous dalam waktu dan tempat yang sama (classroom) ataupun waktu sama tapi tempat berbeda (seperti virtual classroom). Bagi beberapa orang tertentu, pola pembelajaran langsung seperti ini masih menjadi pola utama. Namun demikian, pola pembelajaran langsung inipun perlu didesain sedemikian rupa untuk mencapai tujuan sesuai kebutuhan. Pola ini, juga bisa saja mengkombinasikan teori behaviorisme, kognitivism dan konstructivism sehingga terjadi pembelajaran yang bermakna.
Kunci #2: Self-Paced Learning
Yaitu mengkombinasikan dengan pembelajaran mandiri (self-paced learning) yang memungkinkan peserta belajar belajar kapan saja, dimana saja dengan menggunakan berbagai konten (bahan belajar) yang dirancang khusus untuk belajar mandiri baik yang bersifat text-based maupun multimedia-based (video, animasi, simulasi, gambar, audio, atau kombinasi dari kesemuanya). Bahan belajar tersebut, dalam konteks saat ini dapat didelivered secara online (via web maupun via mobile dovice dalam bentuk: streaming audio, streaming video, e-book, dll) maupun offline (dalam bentuk CD, cetak, dll).
Kunci #3: Collaboration
Mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi pengajar, maupun kolaborasi antar peserta belajar yang kedua-duanya bisa lintas sekolah/kampus. Dengan demikian, perancang blended learning harus meramu bentuk-bentuk kolaborasi, baik kolaborasi anatar teman sejawat atau kolaborasi antar peserta belajar dan pengajar melalui tool-tool komunikasi yang memungkinkan seperti chatroom, forum diskusi, email, website/webblog, listserv, mobile phone. Tentu saja kolaborasi diarahkan untuk terjadinya konstruksi pengetahuan dan keterampilan melalui proses sosial atau interaksi sosial dengan orang lain, bisa untuk pendalaman materi, problem solving, project-based learning, dll.
Kunci #4: Assessment
Tentu saja, dalam proses pembelajaran jangan lupakan cara untuk mengukur keberhasilan belajar (teknik assessment). Dalam blended learning, perancang harus mampu meramu kombinasi jenis assessmen baik yang bersifat tes maupun non-tes, atau tes yang lebih bersifat otentik (authentic assessment/portfolio) dalam bentuk project, produk dll. Disamping itu, juga pelru mempertimbangkan ramuan antara bentuk-bentuk assessmen online dan assessmen offline. Sehingga memberikan kemudahan dan fleksibilitas peserta belajar mengikuti atau melakukan assessmen tersebut.
Kunci #5: Performance Support Materials
Ini bagian yang juga jangan sampai terlupakan. Jika kita ingin mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka dalam kelas dan tatapmuka virtual, patika sumber daya untuk mendukung hal tersebut siap atau tidak, ada atau tidak. Bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital, apakah bahan belajar tersebut dapat diakses oleh peserta belajar baik secara offline (dalam bentuk CD, MP3, DVD, dll) maupun secara online (via website resemi tertentu). Atau, jika pembelajaran online dibantu dengan suatu Learning/Content Management System (LCMS), pastikan juga bahwa aplikasi sistem ini telah terinstal dengan baik, mudah diakses, dan lain sebagainya.

Terima kasih, Semoga bermanfaat.
SELAMAT BERDJOEANG!!!

Sumber:
Jared A. Carman, (2005), “BLENDED LEARNING DESIGN: FIVE KEY INGREDIENTS”, http://www.agilantlearning.com/pdf/Blended Learning Design.pdf diunduh, 30 Agustus 2010.